Entri Populer

Selasa, 08 Desember 2009

Sebuah Penantian

Duhai Robb, sungguh engkau yang maha mengetahui, betapa lelahnya hati ini menunggu hadirnya seseorang yang akan menjadi bagian dari perjuangan, yang memperkuat di saat aku lemah, yang mengingatkan di saat aku lupa, yang menghibur dan tersenyum ketika aku berduka, tempatku berkeluh ketika lelah dengan semua aktivitas, yang mampu menjadi dermaga bagi kerinduanku, yang mampu menangis bersamaku dan tertawa bersamaku, hingga nanti ketika ajal datang dengan indah mengakhiri perjuangan tiada henti di dunia, dan aku akan bersaksi, “Duhai Robb, dialah istriku yang telah mengabdi kepadaku karena Mu, aku ikhlas dan ridho atasnya, jadikanlah kami tetap berpasangan di surga Mu ya Alloh.”

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan, jika mereka miskin, Alloh akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Alloh maha luas pemberianNya lagi maha mengetahui.” (Q.S An Nur : 32)

“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Alloh memampukan mereka dengan karunia-Nya…” (Q.S.An Nur : 32)

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (Q.S. An Nur : 30)

Menikmati kebersamaan yang indah dalam satu ikatan pernikahan adalah dorongan hati dan keinginan dari manusia yang normal, dalam ikatan dengan tujuan yang mulia, membentuk generasi robbani yang berlandaskan cinta dan ketaatan kepada Alloh. fitrah yang terpenuhi, ketenangan yang dihasilkannya akan melecutkan semangat dan meledakkan potensi yang selama ini terpendam. Perpaduan dua jiwa, dua kepribadian, dua sifat, dua pemikiran yang menyatu karena menghindari maksiat dan menjaga kesucian sulbi mereka, Alloh…. Keindahan itu…. Ketenangan itu…..

Sungguh telah membuncah keinginan dalam hati ini untuk dapat bersama dengan orang yang akan engkau jodohkan denganku ya Alloh, meskipun saat ini aku tidak tahu siapa dia dan ada di mana dia. Aku hanya mampu untuk meminta kepada-Mu dengan segala kerendahan hati, “Tambahkanlah rezeki ku dengan yang baik, karuniakanlah kepadaku kemampuan sehingga aku menjadi orang-orang yang layak berkawin seperti dalam ayat-Mu di atas, berikanlah kepadaku kebijaksanaan seperti yang Engkau berikan kepada Lukman yang nasehat-nasehatnya engkau abadikan dalam Quran Mu yang mulia, berikanlah kepadaku kesabaran untuk taat kepadamu seperti kesabaran Ibrahim A.S yang rela mengorbankan semuanya untuk Mu, Berikanlah kepadaku kasih sayang dan kelembutan perilaku seperti yang engkau berikan kepada Muhammad SAW, Jadikanlah siapapun pasanganku nanti agar memiliki keteguhan hati seperti Siti Hajar yang tidak pernah berputus asa atas Rahmat-Mu, Jadikanlah ia seperti Siti Maryam yang pandai menjaga kesucian dirinya, dan jadikanlah ia seperti Siti Khadijah yang selalu setia mendukung dan membela semua perjuanganku. Oh Alloh… Temukanlah kami di jalan dakwah, dan istiqomahkan kami di jalan itu, karuniakanlah kepada kami anak-anak yang soleh yang mendoakan kami dengan doa yang baik, yang mampu menjaga rantai dakwah yang berkesinambungan ini, yang memiliki akhlak mulia dan menjadi salah satu mujahidmu, sehingga kami menjadi tenang karenanya.”

“Ya Alloh…. Kuatkanlah hati ini agar dapat sabar hingga nanti ketika ku songsong gerbang pernikahan yang penuh barokah. Oooh…. Alangkah susahnya menjaga kesucian di tengah deras arus kemaksiatan yang siap mengincar setiap manusia yang lengah, di tengah manusia yang membuka inchi demi inchi kehormatannya yang seharusnya ia tutup dan persembahkan hanya untuk suaminya kelak, di tengah permainan setan yang menggoda hati ini untuk bermain-main dengan perasaan sebelum godaan fisik. Alloh… berat ya Alloh, sungguh sangat berat…. Karuniakanlah kepadaku bashiroh sehingga aku dapat memisahkan mana yang murni dan mana yang bercampur noda, sehingga aku dapat menghindari jebakan setan terlaknat yang selalu mendorong hati ini berzina dengan semua perasaan yang ada.”

“A’udzu billahis Sami’il Aliimi minasy syaithoonir rojiim”

Penyakit Kronis

“Likullim Marhatir Rijalu, Wa likullim Marhatim Masakiluh”
“Setiap Pahala ada Tantangannya, dan Setiap Pahala ada Masalahnya”

Ucapan Ustadz rahmat di atas telah menghentak dalam jiwaku. Membangkitkan suatu gelora yang seakan-akan ingin aku keluarkan dengan sepenuh jiwa, Pengabdian.
Betapa mulia orang menyeru kepada tuhannya dalam alam yang penuh fitnah yang menjadi penyakit kronis dalam tubuh umat ini, menggerogotinya dengan cepat tanpa ada perlawanan yang berarti, atau bahkan kita menikmati ketidak berdayaan itu. Sudah saatnya bagi para penyeru untuk membentangkan sayap gerakannya ke seluruh penjuru dengan amal nyata yang membuat para saudara setan kegerahan. Sayap yang dibangun dengan keringat, air mata, dan darah pengorbanan yang menjadikannya kuat sekuat harapan seorang ibrahim yang meninggalkan istri dan anaknya dalam padang pasir mekah, yang kelak melahirkan seorang nabi agung, penutup para rosul, Muhammad SAW.

Harus diperhatikan dengan seksama, setiap pahala itu ada masalahnya. Maka bersukurlah orang2 yang selama ini bergelimang dengan masalah-masalah dakwah yang menyebabkan dia harus tersungkur pada malam2 yang gelap untuk memohon petunjuk kepada Tuhannya atas kelemahan dirinya.

Wahai para pejuang dakwah, kembalilah pada asholah dakwah. Seruan yang indah, tetapi Apakah mungkin dakwah dapat berdiri tegak bila para kadernya masih sibuk untuk mendidik sesamanya agar menahan tangan dari nyampah sembarangan? ha..ha.. kader yang lucu. Sudah saatnya kita kembali pada benteng pertahanan kita. Para kader yang asyik berkampanye, berdemo, bersidang, berapat, maupun ber-ber yang lainnya tanpa mengindahkan untuk apa mereka melakukan itu semua, harus diberi peringatan atau bahkan tamparan agar mereka selalu ingat bahwa mereka ada di sana atas nama dakwah. Ha..ha.. atas nama dakwah juga seorang anggota dewan menerima telpon di saat sesepuh sebuah kampung menyampaikan kata sambutan dengan penghormatan kepada anggota dewan tersebut. Kemana etika itu??? Apakah dengan mudahnya seorang muda meludahi yang tua hanya karena orang muda tersebut anggota dewan?

Ketika seorang kader atau bahkan jamaah kader harus “menyuapi” dosennya untuk sebuah nilai akademis, maka sungguh, kiamat dakwah telah terdengar serunainya. Apakah mungkin sebuah bangunan yang indah disusun oleh batu bata yang remuk redam?

Oooh hati… Bersyukurlah engkau, karena engkau masih diberi pandangan yang jernih.

Seorang panitia yang menyembunyikan kupon doorprize dari peserta jalan sehat dengan tujuan agar panitia tersebut memiliki banyak kesempatan untuk mendapat kehinaan harta doorprize. ha..ha.. kader!kader! Bayangkan kalo orang seperti ini menjadi anggota dewan dari partai yang berjuluk partai dakwah. Bisa2 hancurlah bangunan yang telah didirikan dengan darah dan air mata para ustadz itu. Atau Ketika seorang Murobbi meminjam sedikit nominal uang kepada BINAANNYA untuk sebuah makan malam karena sang Murobbi lupa bawa dompetnya, lalu setelah beberapa tahun berlalu, sang Murobbi telah menjadi pimpinan tertinggi eksekutif di universitasnya, dan sang binaan telah mendapat murobbi baru, ternyata hutang itu masih tetap ada. Binaannya masih mengingat dengan jelas bahwa dulu, murobbinya pernah mengajarkannya agar dapat memegang amanah dengan baik. ha..ha.. sekali lagi, kader! kader!

Yah. Lelucon yang bernama kader itu semakin banyak di sekitar kita. Kemana kader yang sebenarnya? tidak adakah yang mengingatkan mereka? Sedih? tentu saja sedih, hatiku juga remuk. Tiga setengah tahun bukan waktu yang sedikit. Aku telah tau penyakit tubuh ini. aku sudah tau diagnosisnya, penyakit itu bernama Rakus, Sombong dan Saudara-saudaranya. Sebenarnya pendiri jamaah ini telah menemukan obatnya, yaitu keikhlasan dalam berjuang, kesabaran, pengorbanan, dan sekali lagi, kembali ke asholah dakwah.

Dalam sedih yang mendalam aku tulis blog ini. semoga orang yang membacanya mendapat manfaat.

Jalan Cinta Para Pejuang

Di sana ada cita dan tujuan

Yang membuatmu menatap jauh ke depan

Dikala malam begitu pekat

Dan mata sebaiknya dipejam saja

Cintamu masih lincah melesat

Jauh melampaui ruang dan masa

Kelananya menjejakkan mimpi-mimpi

Lalu di sepertiga malam terakhir

Engkau terjaga, sadar, dan memilih menyalakan lampu

Melanjutkan mimpi indah yang belum selesai

Dengan cita yang besar, tinggi, dan bening

Dengan gairah untuk menerjemahkan cinta sebagai kerja

Dengan nurani, tempatmu berkaca tiap kali

Dan cinta yang selalu mendengarkan suara hati

Teruslah melanglang di jalan cinta

Menebar kebajikan, menghentikan kebiadaban

Menyeru pada iman

Walau duri merantaskan kaki,

Walau kerikil mencacah telapak,

Sampai engkau lelah, sampai engkau payah

Sampai keringat dan darah tumpah

Tetapi yakinlah, bidadarimu akan tetap tersenyum

Di jalan cinta para pejuang. (Salim A. Fillah)

“Sesungguhnya dulu”, kata orang2 yahudi madinah, “Apabila nabi-nabi bani Israil menyebut nama seratus orang sebagai panglima, maka dipastikan mereka semua akan gugur. Jadi jika memang Muhammad seorang nabi, engkau wahai Zaid, pasti mati dalam perang ini.” Itu adalah perkataan para yahudi menjelang keberangkatan 3000 pasukan muslim yang akan menyongsong peperangan Mu’tah melawan 200.000 pasukan Romawi yang dipimpin langsung oleh kaisar Heraklius. Rosululloh telah menunjuk Zaid bin Haritsah sebagai panglima perang pasukan muslim, dan Beliau telah bersabda, “Jika Zaid gugur, maka Ja’far ibn Abi Thalib yang akan memimpin pasukan. Jika Ja’far gugur maka Abdullah ibn Rawahah yang memegang bendera.”

Menjawab Perkataan kaum yahudi, Zaid berkata, “Tak setitik pun keraguan padaku bahwa dia seorang nabi, dan kata-katanya benar lagi dibenarkan dari langit tinggi!” Maka 3000 pasukan itu pun berangkat dengan diiringi ucapan perpisahan dari Rosul untuk para panglima perangnya, “ Sesungguhnya mereka yang menjadi panglima perang akan berguguran.”

Benturan pertama peradaban Madinah dengan Romawi ini diwarnai kisah2 agung gugurnya para panglima. Zaid bin Haritsah merangsek ke tengah musuh membawa bendera Rosululloh hingga puluhan tombak menyapa tubuhnya, memintanya untuk berhenti. Dan ruhnya segera disambut para malaikat penjaga surga. Ja’far segera meraih bendera dengan tangan kanannya hingga lengannya lepas tertebas pedang pasukan musuh dan mendahuluinya ke surga menjadi sayap berwarna hijau yang kelak dipakainya terbang ke manapun ia suka. Lalu dipegangnya dengan tangan kiri hingga tangan kirinya putus. Lalu didekapnya bendera itu di dadanya hingga seorang prajurit Romawi menebas tubuhnya, maka Ja’far pun segera terbang ke surga. Abdullah bin Rawahah, Penyair yang dicintai Alloh dan Rosulnya segera mengambil alih bendera dan maju ke tengah2 pasukan musuh, dan dengan segera menemui cita2 tertingginya, syahid di jalan Alloh. Segera setelah itu, Tsabit ibnu Aqrom Al Ajlani memungut bendera dan berteriak kepada Khalid bin Walid, “Demi Alloh, ambil ini Abu Sulaiman (julukan Khalid)!! Tidaklah aku mengambilnya kecuali untuk aku serahkan kepadamu!! Lalu Khalid pun mengambil bendera itu.

Di waktu yang bersamaan, dari atas mimbar masjid Nabawi di Madinah, sang Nabi dengan berlinangan air mata mengisahkan kegagahan tiga panglima perang yang diutusnya. Setelah air matanya sedikit terseka, Beliau bersabda, “Lalu bendera itu diambil oleh salah satu pedang diantara pedang-pedang Alloh. Dan Alloh memberikan kemenangan melaluinya.”

Itulah sekelumit kisah agung para sahabat Rosul. Betapa dahsyatnya kekuatan orang2 yang merindukan kematian 1:70 adalah jumlah yang sangat tidak seimbang, akan tetapi tanpa rasa ragu, para pahlawan itu tetap menyongsong kematian yang hampir dapat dipastikan akan terjadi, bahkan hembusan2 ketakutan yang ditiupkan para yahudi tidak mengurangi keyakinan mereka dan rasa rindu mereka terhadap Alloh A’zza wa Jalla, dan bahkan mereka bersegera untuk masuk ke dalam jajaran para syuhada. Semoga kita para mujahid dakwah jaman ini dapat meniru teladan yang indah ini, karena yang menjadi sumber kekuatan kita bukanlah jumlah yangm banyak, tetapi iman dan kesetiaan terhadap Alloh dan Rosulnya. Semoga Alloh mempertemukan kita dengan cita-cita tertinggi kita yang selalu terbayang dalam mimpi dan yang selalu kita idam2 kan, yaitu mati syahid di jalan Alloh, sehingga kelak kita dapat berjumpa dengan bapak Zaid bin Haritsah, bapak Ja’far bin Abi Thalib dan bapak Abdullah bin Rawahah lalu dengan perasaan yang mengharu biru kita katakana kepada mereka bahwa bahwa kita juga telah merasakan nikmatnya Syahid seperti yang mereka rasakan, lalu kita akan masuk bersama ke majelis Rosululloh di Surga dengan Keridhoan dari Alloh, Robb semesta alam.

Munas X PSMKGI

Alhamdulillah, selesai sudah rangkaian agenda Munas X PSMKGI di UI. wuih, yang harus dikasih respek tentu saja para panitia yang telah bekerja keras untuk kelancaran acara. masih inget banget ketika para delegasi sedang jenuh2 nya mikirin AD/ART, panitia dengan suaranya yang menyejukkan, berkata : "interupsi, point of information, berdasarkan draft agenda yang telah disepakati, sekarang udah waktunya coffe break". ha..ha.. tak terkira rasa bahagia yang membuncah dalam diri. akhirnya rehat! Gw kasih tepuk tangan deh buat panitia, terutama yang jadi notulen, yang tahan nemenin sidang mulai jam 8.30 pagi sampai jam 03.00 pagi berikutnya. Hebat !!! dan Kebetulan Unsri kemarin dapat LO yang asik banget. ya, siapa lagi klo bukan Vita, yang telah rela bersusah payah ngurusin keperluan delegasi Unsri, mulai dari tiket pulang sampai mengantar ke bandara. Thanks ya Vit !

ada yang lucu pas munas, yap tak lain dan tak bukan adalah terpilihnya Tommy Dwi Perkoso, delegasi Unsri termuda yang masih sangat minim pengalaman menjadi presidium sidang III. ni gara2 delegasi USU yang sekamar sama Tommy, iseng2 majuin nama Tommy sebagai bakal calon presidium III. denger namanya disebut di depan forum, cemas sudah terlihat di wajahnya. ha..ha.. sebenernya sih yang bakal jadi presidium III tu klo gak Puji Moestopo ya Haris Usakti, but karena udah proses lobi yang lama belum selesai juga, akhirnya mereka berdua melobi Tommy untuk jadi presidium sidang III, dan tommy setuju, karena dia pikir toh yang lebih berperan kan presidium sidang I dan II, Tapi sungguh sial ternyata presidium sidang I, Jeny Unpad terpilih menjadi wasekjen, dan Presidium sidang II bang Reza USU terpilih menjadi badan pengawas, akhirnya sidang2 pleno menjadi milik Tommy.Ha..ha.. nice experiences !!! Sampe2 Riska UI bilang, "wah, Munas sekarang ni bener2 punya Unsri". Ck..ck..

Di Munas nih ada beberapa hal yang membuat aku terinspirasi. yang pertama, penguasaan UU yang hebat salah satu delegasi dari UI, Fiona, bikin aq kagum, dan jadi tertantang bisa gak aq kyk gitu. tunggu aja ntar. Trus lagi konsep Green Dentistry yang di wacanakan oleh Riska UI juga membangkitkan semangat untuk menerapkannya di kampus tercinta.

Ada juga beberapa hal yang bikin aq sempat kaget dan syok. Ya.. anda sekalian udah tau sendiri lah, klo aq termasuk orang yang sangat sulit untuk menerima amanah. amanah bagi aq tu ibarat beban yang aq bawa ketika meniti jembatan sirot di akhirat ntar, klo aq gak total dan menunaikan amanah itu sebaik mungkin,amanah itu akan membawaku jatuh ke dasar neraka. nau’dzu billah. Nah kemaren pas Munas, namaku dimajukan jadi bakal calon Sekjen, yang akhirnya aq tolak. eh pas sebelum pemilihan wasekjen, ada 2 institusi yang melobi aq untuk bersedia menjadi wasekjen. nah, tambah pusing aq, dengat hati yang terharu, aq harus menolak keduanya, karena aq masih memiliki amanah yang cukup berat di Palembang. Pas pemilihan ada sms masuk yang intinya melobi agar aq menerima pencalonan sebagai wasekjen, ya Alloh!!! dilematis, bener2 dah ! tapi finally aq tolak juga. Insya Alloh ini keputusan yang terbaik.

Finally yang kepilih sebagai sekjen adalah Kak Ryan Usakti dan sebagai Wasekjen adalah Jeny UnPad. Insya Alloh Aq siap memback up keduanya semaksimal mungkin.

Kenangan2 indah telah tertoreh dalam hati. Sidang sampe jam 3 pagi, seminar sambil ngantuk2, terpilihnya tommy jadi presidium sidang, dicalonkan jadi sekjen dan wasekjen, sharing sama temen2 dari FKG lain, Coffe break yang ditunggu2, Closing ceremony di pinggir danau yang sangat menyentuh, sampe naik perahu naga bareng2. Luar biasa !
VIVA PSMKGI !!!

Subhanalloh, Sudah 3 Tahun!

Tak terasa perjalanan halaqohku telah sampai di tahun ke 3. Selama waktu itu, rasa-rasanya tidak ada satupun rasa duka yang pernah menyapa, semuanya serba indah, mungkin karena rasa persaudaraan dan ukhuwah yang telah terbina dengan sangat erat, sehingga semua kesusahan dan kesedihan dapat kami lalui penuh dengan kebersamaan. Tak terasa juga sudah beberapa kali aku transfer murobbi, semuanya meninggalkan kesan yang amat dalam. Kami sekelompok, “Anak-anak Tarbiyah”, walaupun berasal dari background yang berlainan, fakultas yang berlainan, bahkan kampus yang berlainan, ternyata mampu berbaur dan menjalin persaudaraan dengan sangat indah di bawah bimbingan seorang murobbi yang secara pribadi sangat aku hormati, baik itu kepemimpinannya, akhlaknya, maupun loyalitasnya terhadap dakwah. Anak-anak tarbiyah ini mampu membawaku memasuki alam mereka yang terasa sangat indah di mataku, dengan tilawah mereka, tahajud mereka, maupun shaum sunnah mereka. Bergabungnya aku dengan anak-anak tarbiyah ini menjadikan aku merasa bahwa dirikulah orang yang paling beruntung di dunia. Betapa tidak, disaat orang lain bersaudara hanya karena ikatan dunia, kami bersaudara karena Alloh, di saat yang lain sibuk dengan urusan dunia mereka, kami sibuk mengkaji ayat-ayat Alloh, di saat yang lain tengah terlelap, kami sibuk bermunajat mengadu ke haribaan-Nya, dan itu semua dapat terjadi padaku karena aku ditakdirkan Alloh bergabung dengan anak-anak tarbiyah yang hebat ini. Beruntungnya Aku!

They Are My Gank (part I)

Mau tau gak, siapa yang jadi orang-orang di
lingkaran terdekatku selama ini? Simak nih!

Si A

Si A nih termasuk yang
paling muda diantara kami, angkatan 06. Beliau kuliah di Universitas Negeri
yang cukup terkemuka di Sumatera Selatan. Orangnya baek, tapi kadang2 suka
narsis, merasa dirinya paling keren gitu, pernah dia bilang, “mau ngegambar
artis nggak? Nggak usah jauh2, di sini udah ada modelnya” sambil dengan percaya
diri mengarahkan jari telunjuknya ke hidungnya sendiri. Tapi malangnya, sampe
sekarang gak ada yang mau ngegambar dirinya. Hi…hi… So, finally, karena putus
asa, dia jadi ngegambar dirinya sendiri, dan keterusan sampe sekarang. Dan
parahnya, sekali lagi dengan sangat percaya diri, memasukkan gambar dirinya
yang digambar oleh dirinya sendiri ke sampul depan majalah Universitas.
Ck..ck.. klo ada lomba orang ternarsis, mungkin beliau ini yang menang. Biarpun
udah 2 tahun lebih kuliah, beliau ini masih suka sama yang namanya komik. Tokoh
faforit beliau ialah shinichi Kudo (detektif conan) yang beliau anggap mirip
dengan dirinya (sekali lagi narsis). Beliau ini salah satu dari 3 anggota genk
kamar bawah (mau tau tentang cerita kamar bawah? Tunggu aja edisi
selanjutnya!). Beliau ini lahir dari rahim dakwah sekolah di SMAN 3 Palembang, dan
kata salah satu ayuk tingkatnya yg ada di dakwah sekolah, “nt harus balik lagi
ke sekolah, sebab ente dilahirkan dari dakwah sekolah”. Mungkin itu salah satu
persamaan aku sama beliau ini, ada perasaan yang menggelora untuk kembali dan
mengabdi di SMA tercinta. Oo..iya, hampir lupa. Biarpun suka narsis dan sedikit
kekanak2an, beliau ini ketua dari lembaga dakwah di salah satu fakultas di
kampusnya lho. Jd ati2 dengan beliau ni, sebab jika anda tidak hati-hati waktu
berjalan di trotoar, bisa2 kejebur di selokan pinggir trotoar lho! Ha..ha..

Si B

Beliau adalah salah
satu anggota senior di lingkaran, tapi biarpun udah senior, masih juga kayak
junior. Ha..ha.. Beliau juga salah satu anggota genk kamar bawah. Beliau ini
orang yang paling rame yang pernah aku temui. Rasa2nya, lingkaran tanpa beliau
ni kurang afdhol. Beliau paling suka ngelucu, tapi sayangnya bila berhadapan
dengan si C, lucu beliau akan terkalahkan dengan lucunya si C yang sebenarnya
bisa dibilang agak… gimana gitu. (Ha..ha.. sorry nian kak). Si B ni kuliah di
salah satu universitas swasta di Palembang di jurusan yang susah diingat
namanya, pokoknya seputar optic lah, angkatan 06, dulunya anak SMA Muhammadiyah
7 Palembang. Oo…iya, beliau pernah mengklaim sebagai satu-satunya orang yang
bermain di belakng layar pergerakan kampusnya. Hati-hati sama beliau ni, sebab
kalau marah suka banting2 barang, seperti yang terjadi baru2 ini, bahkan dengan
hebohnya sampe jadi pembicaraan di diskusi panel genk kamar bawah, beliau
banting2 permen waktu di lingkaran. Ha..ha.. dak keren nian! Beliau ini orang
yang paling dekat dengan murobbi kami, saking deketnya sampe2 tiap datang
lingkaran pasti barengan berboncengan motor. Rumah beliau juga deket sih dengan
Murobbi kami, jadi wajar klo beliau jadi tangan kanannya Murobbi kami. Bahkan
saking dipercayanya beliau, waktu Medical Faculty nya salah satu Universitas di
Sumsel ngadain TDK I, beliau didaulat menjadi pembicara menggantikan Murobbi
kami yang ada halangan. Beliau bercerita di forum kamar bawah, bahwa beliau sangat
di hormati di sana, bahkan sampe dipanggil kakak oleh mahasiswa yang sebenarnya
angkatan atas. Ha..ha.. Mungkin karena wajahnya udah terlihat tua kali ya?
Ha..ha.. just kidding bro!



Si C

Beliau adalah mahasiswa
di salah satu Universitas negeri yang ada di Sumatera Selatan angkatan 04. Hobi
beliau mencangkul tanah. Beliau ini bisa dibilang makhluk terlucu di lingkaran,
bawaannya bikin yang laen tertawa, bahkan kata temen2 waktu diskusi tentang
opdik dan mos, baru pertama kalinya beliau itu bicara agak serius. Pria yang
pernah hampir di cemplungkan rame2 ke dalam bak mandi ini, sering banget mudik,
jadinya juga kadang2 gak datang lingkaran. Beliau ini tiap waktu tidur pasti ke
kamar bawah, dengan tujuan tidak lain dan tidak bukan adalah merampas bantal guling
orang2 yang tertindas di kamar bawah. Dengan teganya beliau merampas guling,
lalu dengan cuek kembali ke atas, sedangkan kami yang terdzolimi di kamar bawah
hanya bisa merutuk2. Finally, karena udah keseringan, akhirnya pintu kamar
bawah di kunci sama si B, agar kami yang ada di dalamnya selamat dari
penindasan beliau. Hingga ketika beliau datang, beliau mendapati pintu yang
terkunci, lalu dengan memelas memanggil nama si B untuk membuka pintu, tapi si
B dan anggota genk kamar bawah lainnya malah ketawa dan bersorak sorai
merayakan kesuksesannya. Ha..ha..

Si D

Inisialnya HS, beliau
spesialis MC di acara2 pernikahan, dan reputasinya udah tersebar ke seluruh
jagat persilatan di bumi Palembang ini. Beliau tercatat sebagai mahasiswa salah
satu mahasiswa di salah satu universitas swasta di Palembang. Beliau
bercita-cita menjadi guru geografi yang dikagumi sama murid2nya karena
kapasitas keilmuannya. Aku paling seneng ngedenger beliau ni tilawah, karena
suaranya yang merdu dan halus. Selama di lingkaran, dan kata si B juga selama
di SMA (si B sama si D satu sekolah) beliau ini sangat calm dan tipe kebapakan
banget, tapi jangan salah, gini2 si D yang paling banyak hafalan Qurannya
diantara kami, dan yang paling sedikit, kayaknya si B, temen SMA nya, yang udah
jalan berapa tahun masih aja sibuk ngapalin surat An Naba. Ha..ha.. (maen2) Trus satu lagi yang aku paling salut sama
beliau ini, beliau ni, juga si A tiap evaluasi pasti menduduku peringkat
pertama dalam jumlah bacaan Quran, 1 juz sehari! Ini suatu hal yang hanya bisa
aku penuhi selama bulan romadhon aja, sedangkan mereka tiap hari. Wuih jauh
banget ya! Beliau ini walaupun tidak memiliki kedudukan penting di kampusnya,
tetapi ternyata memiliki kedudukan sosial yang tinggi di kampungnya, beliau
guru ngaji di TPA setempat dan akrab dengan penduduk di kampungnya. Luar bisa!
Sangat jarang kader yang memiliki kemampuan seperti ini.

Masih ada banyak
karakter lho! Mau tau kelanjutannya? Simak edisi keduanya

Curahan Hati

Terkadang aku berpikir, alangkah lama kemenangan itu muncul. betapa sangat inginnya aku melihat kebangkitan umat yang mulia ini. Ooohhh… Sungguh, sudah berapa banyak tetes air mata, tetes keringat, tetes darah dari para mujahid dan orang2 yang ikhlas telah mengalir membasahi bumi. melihat perkembangan politik sekarang ini, aku memiliki prediksi yang beberapa hari ini membuatku susah tidur. aku rasa kejadian di mesir beberapa puluh tahun yang lalu akan terulang menimpa jamaah kita di bumi pertiwi. Sungguh, aku tidak rela bila darah ustadz2 tercinta harus tertumpah karena perbuatan para musuh dakwah. bila saat itu tiba ingin rasanya aku menebus darah para ustadz yang aku cintai dng darahku sendiri. walaupun aku belum pernah bertemu dan berbincang dengan mereka,ternyata Alloh telah menautkan rasa cinta di hatiku terhadap mereka. indahnya, bagaikan tetesan embun di pagi yang sejuk. sungguh, jamaah ini telah berada di lubuk hatiku yang paling dalam.