Entri Populer

Kamis, 20 Januari 2011

Kasih sayang Alloh

Memperhatikan sekitarku adalah hal yang aku sukai. Entah sejak kapan aku memiliki kebiasaan ini, tapi seringkali kebiasaanku ini membuatku banyak belajar tentang makna kehidupan. Seperti yg terjadi pada akhir desember 2010 lalu,

###
petang itu, pas lagi asik2nya nonton uya emang kuya, tiba2 titah itu datang, "rul, tolong belike sate di BLK, untuk makan malam, lauk habis nah." ibuku sedikit berteriak dari dapur. Hedeh... Lagi asik2 nonton disuruh beli sate. Tapi walaupun dg sangat terpaksa, kutunaikan juga titah itu, karena titah itu juga berkaitan dg hajat hidup seluruh manusia di rumah ini. Hahaha..

Sampai di tempat mamang sate madura langganan, langsung saja aq pesan sate kambing 30 tusuk. Sambil duduk menunggu pesanan, ada hal yg mengusik rasa ingin tahuku. Seorang pria berusia sekitar 35 tahunan datang bersama seorang anak berusia sekitar 3 tahun. Aku perhatikan si pria, rambutnya acak2an, bajunya lusuh, wajahnya menyiratkan rasa lelah, lengannya kekar dg kulit yg hitam terbakar matahari. Dia menggandeng sang anak dg mesra. sambil menunduk, dia bertanya sama sang anak, "nak, mau sate?" sang anak mengangguk kecil. Si pria lalu memesan sepuluh tusuk sate ayam.
*tulisanny belom selesai. Ni ngetik dari hp, bsk lanjut lwt kompi, hr ni modem lg eror.

Senin, 17 Januari 2011

Terima kasih

Satu kalimat dukungan sangat berarti ketika kondisi jiwa sedang rapuh seperti ini.

Titik bening mulai mengalir di sudut pandang.

Terima kasih.

Minggu, 16 Januari 2011

Ya, aku Ikhlas

mengamati diriku. ah, masih sangat jauh..........
yah, mau apa lagi, sepertinya aku memang tidak layak.
mungkin dia tidak sadar dengan ketinggian nilainya, tapi orang-orang di sekitarnya melihatnya begitu mulia. dan begitulah memang tabiat orang mulia, selalu merendah.

Sepertinya semua ini bagai punuk merindukan bulan.
memang yang paling layak untuknya adalah lelaki sholeh nan lembut, bukan sepertiku yang kasar dan mudah meledak-ledak.
Aku Ikhlas...
ya, aku ikhlas...

Semoga nanti Alloh memberikan pasangan terbaik untukku untuk kebahagiaan di Dunia dan Akheratku. gak berani berharap yang muluk2 lah.

Pasrah

Aku titipkan dia padamu ya Alloh. Engkaulah sebaik-baik pemelihara.
Kalaulah dia memang orang yg akan engkau jodohkan denganku, bantulah aku untuk melayakkan diriku baginya. Dan selalu jaga hati, pandangan, dan lisanku dari sesuatu yg tersalah.

Kalaulah memang Engkau menghendaki orang lain yg mendampingiku nantinya, jadikanlah kecintaanku hanyalah untuk pendampingku, dan hilangkan dia dari pikiranku.

Robbi...
Engkaulah yg maha mengetahui dan membolak-balik hati.
Tetapkan selalu hatiku dalam kebaikan.

Sabtu, 15 Januari 2011

Pencerahan

Akhir2 ini diktat jadi kawan baikku. Saking baiknya sampe2 aku harus (berencana) absen pertemuan pekanan di rumah ady ntar sore. Wah, parah ni. Semoga gak berkelanjutan.

Apa pasal aku tumben2an berkawan baik dg diktat? Ya itu, ujian masuk koas yg menghebohkan. Jeng... Jeng...
Menghebohkan karena ada kabar tersiar dari poli bahwa yg diterima masuk koas cuma 8 orang, walaupun kemudian dibantah oleh ketua prodi. Tapi yaa... Maaf deh, saya gak terlalu percaya sama omongan ketua prodi, terlalu banyak janji yg meleset selama ini.

Dari info itu, aq jadikan lecutan semangat, kalaupun benar yg diterima cuma 8, aku harus jadi salah satunya. Soalnya kalo gak lulus ujian ini, ujian ulangny baru diadain 6 bulan lagi sodara2. Bakal kacau rencana nikahku 3 tahun lagi kalo gak lulus. Makanya pokokny mati2an harus lulus lah. Tapi yaa... Kalo emang msh gak lulus juga, apa boleh buat lah, cuma bisa bersabar sambil nunggu giliran selanjutnya.

Doain ya sodara2, supaya Alloh ngasih yg terbaik, terlepas dari lulus/tidaknya.

(ngaku) Aktivis

Jadi aktivis itu sulit lho. bener! aku gak bohong.

Mulai dari rapat-rapatnya, mikirnya, meras otaknya, sibuk2nya, apalagi kalo bukan cuma satu organisasi yang kita ikuti, dan ditambah lagi kita seorang mahasiswa kedokteran gigi yang selalu dituntut untuk belajar ekstra dengan diktat2 yang tebalnya minta ampun.



Wajar kalo sesekali kita mengeluh dan merasa lelah dengan semua aktivitas. Karena sungguh, cobaan yang paling berat bagi seorang aktivis adalah keinginan untuk menjadi seperti orang biasa. Tapi yang membedakan antara kita dan orang biasa adalah semangat kita memenuhi amanah yang telah dibebankan ke pundak kita. Yakin deh, setelah kita berhasil melewati semuanya, kita akan jadi orang yang jauh lebih dewasa dan bjaksana memandang sesuatu. dan tentunya jadi lebih tahan banting dibandingkan orang lain, karena orang-lain gak merasakan pengalaman seperti yang kita rasakan.



Jadi kalo aktivis belum pernah merasakan lelah dalam aktivitasnya sebagai aktivis, maka sesungguhnya keaktivitasannya perlu diragukan. Ato jangan2 cuma merasa2 saja sebagai seorang aktivis. hehehe...

Jadi aktivis tu panggilan nurani lho. kepedulian terhadap lingkungan, menangkap permasalahan yang ada, dan bersama-sama mencari penyelesaiannya dengan konsep, langkah, dan tujuan yang jelas. asli dah, tambah stres yang merasa aktivis.



Yang lagi belajar jadi aktivis, semangat ya, jangan menyerah oleh cobaan di jalan keaktivitasan. harus selalu ingat prinsip tawazzun, keseimbangan. biar gak lelah berkelanjutan. trus rajin-rajin berkumpul dengan sesama aktivis ya, jangan sendirian, ntar gampang diterkam serigala. berjamaah, selalu berjamaah agar kita semakin kuat menhadapi cobaan-cobaan yang datang.



Kalo kata alm. Ustad Rahmat Abdullah tu, "harus sabar, sabar yang diatas sabar, karena tiap2 pahala itu ada cobaannya." semakin besar pahalanya, semakin berat cobaannya. yang lagi stres tertekan karena amanah organisasi, dibarengi dengan tugas/ ujian yang banyak bahannya Na'udzubillah, yang lagi over dosis kafein dan jadi suka nyemil parasetamol, Semoga Alloh membayar ini semua dengan pahala yang BEEEESSSSSAAAAAARRRRR dan berlipat2. amin......

tetap sehat, tetap semangat, biar kita bisa tetap jalan-jalan dan makan2. pokoke maknyus.....

hahahahahahaha..............