Entri Populer

Jumat, 04 Februari 2011

Dialog Hati

Sudah berapa lama kita saling mengenal kawan?

10 tahun?

15 tahun?

Ah, sepertinya sudah sangat lama kita saling mengenal.



Taukah kawan? Sungguh aku begitu peduli padamu.

Telah banyak pengalaman kita jalani bersama, naik-turunnya, pasang-surutnya, baik-buruknya.

ingatkah kau kawan, ketika cobaan yang menimpamu terasa begitu berat, kita berhasil melewatinya bersama. masa-masa skripsi yang mereka menyebutnya sebagai masa ujian pertama, masa rawan, ketika hampir saja kau tergelincir, kita berhasil melewatinya kawan, walaupun harus dengan merangkak dan terseok-seok disertai luka di sekujur tubuh. Tapi kita kawan, kau dan aku, masih selamat.



Ingatkah engkau, ketika engkau kehilangan lingkaran cahaya yang selama ini mengingatkanmu, yang selama ini membuatmu merindukan kehadiran bersama mereka tiap pekannya? ketika engkau kemudian merasa sendiri dan asing, siapa yang menyelamatkanmu kawan? bukankah aku yang menyelamatkanmu? membujukmu agar tetap kuat di jalan ini, jalan yang kita Azzamkan bersama, selamanya.



Kawan, akulah yang paling memahami dirimu. Aku tahu saat ini cobaan bertubi-tubi menghadangmu. Mungkin orang lain tidak melihatnya. Mungkin orang lain melihatmu sebagai seorang yang selalu terlihat ceria, selalu terlihat kokoh, seakan-akan kau tidak memiliki masalah yang dapat mengusikmu. Tapi aku bukan mereka kawan, aku mengenalmu, sangat mengenalmu. Aku tahu setiap luka yang kau tutupi dengan senyummu. Aku tahu semua sakit hati yang pernah kau rasakan dan kau coba untuk hilangkan. Aku tahu semua perjuanganmu. Aku tahu tangisan-tangisanmu kawan. Aku tahu ketika kau berada dalam titik terlemahmu. Aku yang paling tahu sejarahmu. Ah seandainya mereka bisa melihat sisi lain dirimu, mungkin mereka akan mengasihanimu. Tapi aku tahu, engkau tidak pernah ingin dikasihani. aku tahu bahwa engkau adalah pejuang. Karena itulah engkau selalu berusaha terlihat kokoh dihadapan mereka. Mungkin karena engkau adalah anak pertama di keluargamu, sehingga engkau merasa harus dapat mengayomi, atau mungkin karena hal itu memang tabiatmu.



Kawan, aku tidak dapat melakukan apa-apa kecuali menghiburmu. tetaplah kuat kawan. Aku tahu engkau telah melewati masa lalu yang sungguh tidak mudah untuk dilewati. Jangan menyerah oleh rintangan kali ini kawan. kita sudah melewati semuanya bersama-sama. sudah 23 tahun, ya 23 tahun. Tetaplah berjalan kawan, dan aku akan tetap dengan setia mengiringi langkahmu, mendengar tangisan-tangisanmu, merasakan gejolak hatimu hingga tiba saat bahagia yang engkau selalu harapkan nantinya.



Dialog hati, Rabu 5 Januari 2011 pukul 22:08 WIB

Di tengah kegamangan hati, selalu saja ada pilihan-pilihan

1 komentar:

  1. Titipkan salamku untuk temanmu itu,,
    Akupun akan mendo'akannya wlau aku tak mngenalny pun tak perlu tw syapa drinya.. Hhehe..
    Smg slalu dikuatkan saudara2ku berdua.. ^_^

    *Terharu.. Smoga persaudaraan klian abadi..

    BalasHapus